Melawan Lupa : Durasi 5
Karanganyar, 28 Januari 2014
Kepada Sayangku Tercinta
Sayang, kupunya sedikit cerita, kumohon dengarkanlah sejenak ceritaku ini,
Sayang, hari ini hatiku merasakan hal yang berbeda dibandingkan biasanya. Hari ini, hatiku seperti menginginkan kembali menuju 2 tahun yang lalu. Yak benar sayang, hari ini kembali kusambangi sekolah tercinta menjalankan tugas dari atasan sekaligus mencari kader untuk daerah timur sana.
Sayang, alhamdulillah kudapat tugas di kelas akselerasi. Senang rasanya hatiku, sayang. Karena sudah tidak sabar langsung kulangkahkan kaki menuju kelas tersebut di lantai 2. Saat kunaiki tangga, hati ini pangling sayang, berfikir sejenak, dan sadar ternyata dulu pernah kunaiki tangga ini berulang kali. Hati ini mengatakan ingin kembali. Lalu kulanjutkan langkah kaki menuju pintu dimana terdapat stiker di bagian pojok bertuliskan AGG. Senyum terkembang dihatiku sayang melihat stiker tersebut tetap awet tertempel. Kembali teringat dulu kejahilan bersama teman seperjuangan. Hati ini mengatakan yang kedua kalinya ingin kembali.
Sayang, disana ternyata telah tertempel mading yang dulunya tidak ada. Kulihat mading tersebut, banyak foto yang tertempel. Kucermati foto satu per satu dan ternyata terdapat beberapa foto yang mengingatkanku pada masa lalu, masa yang indah. Hati ini mengatakan yang ketiga kalinya ingin kembali.
Sayang, sesudah bel istirahat pertama, waktunya ku harus menjalankan tugas. Kumasuki kelas dan hati ini menjadi aneh. Suasana yang sama, seperti 2 tahun yang lalu. Kupandangi seisi ruangan, semuanya hampir sama. Korden berwarna biru, 2 sound yang berbentuk persegi panjang, Layar LCD electric yang dapat naik turun secara otomatis, komputer yang banyak virusnya dan masih banyak lagi. Karena keanehan tersebut hampir saja kulupa menjalankan tugas. Tugasku yaitu memberikan penjelasan mengenai seluk beluk almamaterku di daerah timur sana. Kuberi pengantar dengan sebuah video, mereka memerhatikan dengan sungguh-sungguh dan hati ini kembali menjadi aneh. Ternyata hati ini mengatakan yang keempat kalinya ingin kembali. Teringat keseriusan dulu ketika melihat film bersama.
Sayang, 45 menit waktu yang diberikan padaku untuk menjelaskan pada para calon kader. Alhamdulillah mereka banyak yang berminat. Namun waktu tersebut tidak cukup sayang, hati ini serasa tidak ingin berpisah dengan suasana tersebut. Suasana hangatnya kebersamaan. Apa daya harus segera kuakhiri karena sudah ada pelajaran lain yang mengantri mencari muridnya. Kutinggalkan pesan terakhir bersama 2 teman seperjuanganku kepada para calon kader, sukses terletak pada diri kalian sendiri, bukan tempat dimana kalian menimba ilmu. Kulangkahkan kaki menuju pintu keluar dan kuucapkan selamat tinggal. Kesekian kalinya hati ini mengatakan ingin kembali.
Sayang, kutahu dunia tidak ini tidak akan bisa kembali, namun kuberharap suatu saat nanti bisa bertemu mereka kembali dengan senyum mereka yang manis. Bertemu dalam suasana yang penuh kebahagiaan melihat kesuksesan mereka. Kuberharap permasalahan yang dulu ada dapat melebur menjadi satu dalam sebuah kekeluargaan. Semoga ini bukan hanya menjadi retorika. Amin.
Kekasihmu
Ghoffar A.M.
Kepada Sayangku Tercinta
Sayang, kupunya sedikit cerita, kumohon dengarkanlah sejenak ceritaku ini,
Sayang, hari ini hatiku merasakan hal yang berbeda dibandingkan biasanya. Hari ini, hatiku seperti menginginkan kembali menuju 2 tahun yang lalu. Yak benar sayang, hari ini kembali kusambangi sekolah tercinta menjalankan tugas dari atasan sekaligus mencari kader untuk daerah timur sana.
Sayang, alhamdulillah kudapat tugas di kelas akselerasi. Senang rasanya hatiku, sayang. Karena sudah tidak sabar langsung kulangkahkan kaki menuju kelas tersebut di lantai 2. Saat kunaiki tangga, hati ini pangling sayang, berfikir sejenak, dan sadar ternyata dulu pernah kunaiki tangga ini berulang kali. Hati ini mengatakan ingin kembali. Lalu kulanjutkan langkah kaki menuju pintu dimana terdapat stiker di bagian pojok bertuliskan AGG. Senyum terkembang dihatiku sayang melihat stiker tersebut tetap awet tertempel. Kembali teringat dulu kejahilan bersama teman seperjuangan. Hati ini mengatakan yang kedua kalinya ingin kembali.
Sayang, disana ternyata telah tertempel mading yang dulunya tidak ada. Kulihat mading tersebut, banyak foto yang tertempel. Kucermati foto satu per satu dan ternyata terdapat beberapa foto yang mengingatkanku pada masa lalu, masa yang indah. Hati ini mengatakan yang ketiga kalinya ingin kembali.
Sayang, sesudah bel istirahat pertama, waktunya ku harus menjalankan tugas. Kumasuki kelas dan hati ini menjadi aneh. Suasana yang sama, seperti 2 tahun yang lalu. Kupandangi seisi ruangan, semuanya hampir sama. Korden berwarna biru, 2 sound yang berbentuk persegi panjang, Layar LCD electric yang dapat naik turun secara otomatis, komputer yang banyak virusnya dan masih banyak lagi. Karena keanehan tersebut hampir saja kulupa menjalankan tugas. Tugasku yaitu memberikan penjelasan mengenai seluk beluk almamaterku di daerah timur sana. Kuberi pengantar dengan sebuah video, mereka memerhatikan dengan sungguh-sungguh dan hati ini kembali menjadi aneh. Ternyata hati ini mengatakan yang keempat kalinya ingin kembali. Teringat keseriusan dulu ketika melihat film bersama.
Sayang, 45 menit waktu yang diberikan padaku untuk menjelaskan pada para calon kader. Alhamdulillah mereka banyak yang berminat. Namun waktu tersebut tidak cukup sayang, hati ini serasa tidak ingin berpisah dengan suasana tersebut. Suasana hangatnya kebersamaan. Apa daya harus segera kuakhiri karena sudah ada pelajaran lain yang mengantri mencari muridnya. Kutinggalkan pesan terakhir bersama 2 teman seperjuanganku kepada para calon kader, sukses terletak pada diri kalian sendiri, bukan tempat dimana kalian menimba ilmu. Kulangkahkan kaki menuju pintu keluar dan kuucapkan selamat tinggal. Kesekian kalinya hati ini mengatakan ingin kembali.
Sayang, kutahu dunia tidak ini tidak akan bisa kembali, namun kuberharap suatu saat nanti bisa bertemu mereka kembali dengan senyum mereka yang manis. Bertemu dalam suasana yang penuh kebahagiaan melihat kesuksesan mereka. Kuberharap permasalahan yang dulu ada dapat melebur menjadi satu dalam sebuah kekeluargaan. Semoga ini bukan hanya menjadi retorika. Amin.
Kekasihmu
Ghoffar A.M.