Harapan Kuliahku
Masa-masa sekolah merupakan masa yang paling indah. Itulah yang saya rasakan selama menjadi anak SMA. Sedikit ada kekecewaan ketika harus masuk program akselerasi yang mengharuskan siswanya lulus 2 tahun. Padahal berat rasanya meninggalkan kenangan pada masa-masa itu. Tapi kehidupan ini akan tidak akan bisa terulang kembali, itu masa lalu. Saya harus menatap kedepan bukan lagi menjadi seorang siswa tetapi sudah menjadi seorang yang bergelar mahasiswa. Sebuah gelar “maha” dengan tanggung jawab besar yang harus diemban. Seusai dinyatakan lulus dari SMA jujur saya tidak memiliki pandangan harus melanjutkan pendidikan kemana. Orang tua menyarankan untuk melanjutkan pendidikan di kedokteran tetapi saya merasa passion saya bukan disitu. Saya yakin bisa sukses tanpa harus menjadi dokter dan saya akan membuktikan itu pada orang tuaku. Kebayakan orang, terutama laki-laki pasti mempunyai cita-cita menjadi seorang insiyur, itulah yang juga kurasakan.
|
Seiring berjalannya waktu setelah meminta nasihat ke beberapa orang saya putuskan untuk melanjutkan pendidikan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember jurusan teknik industri. Mengapa harus teknik Industri? Dulu dipikiran saya, ada sebuah cita-cita suatu saat nanti bisa mempunyai pabrik industri sendiri yang dapat mempekerjakan banyak orang sehingga dapat memajukan perindustrian Indonesia yang sekarang ini semakin terpuruk. Jika kita lihat perindustrian Indonesia saat ini kebanyakan dikuasai asing sedangkan Indonesia hanya menerima sedikit hasil dari perindustrian tersebut contoh yang paling mencolok adalah PT Freeport. Melihat dari itulah saya membulatkan tekad untuk masuk jurusan teknik industri sehingga diharapkan dapat memperbaiki perindustrian Indonesia minimal dari skala kecil terlebih dahulu. Selain itu, nasihat-nasihat dari saudara, teman, guru dan lainnya yang mengatakan bahwa jurusan teknik industri itu mempelajari semua ilmu keteknikan sehingga prospek kerjanya pun cukup luas semakin memantapkan hatiku untuk memilih jurusan tersebut. Akhirnya saat finalisasi pendaftaran ujian tulis dengan doa yang menyertai, saya pilih jurusan teknik industri. Kenapa harus di Institut Teknologi Sepuluh Nopember? Dulu saya punya cita-cita dapat bersekolah di Institut Teknologi Bandung, cita-cita yang didambakan oleh banyak orang. Setelah melihat tingginya biaya mulai dari biaya pendidikan dan biaya sehari-hari membuat nyali saya menjadi ciut. Namun saya pernah mendengar nasihat dari guru saya bahwa yang menentukan sukses atau tidak suksesnya kita bukanlah ketika kita dapat melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi favorit tetapi terletak pada diri kita sendiri. Sia-sia kita sekolah di perguruan tinggi favorit tetapi dari kita sendiri tidak ada usaha yang lebih untuk mencapai kesuksesan tersebut.
Berawal dari nasihat itu, akhirnya saya pilih perguruan tinggi yang biayanya tidak terlalu mahal tetapi kualitasnya juga tetap bagus serta masih terdapat sinkronisasi dengan jurusan yang saya ambil yaitu jurusan teknik. Akhirnya saya putuskan memilih Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Banyak pertimbangan ketika harus memilih ITS dibandingkan ITB salah satunya adalah masalah biaya. Jika dilihat jumlah gaji orang tua saya jelas akan keteteran membiayai kuliah saya di Bandung. Terlebih orang tua saya masih mempunyai tanggungan membiayai kakak dan adik saya yang juga masih bersekolah. Saya tidak ingin memberatkan orang tua. Saya ingin bisa hidup mandiri dengan uang sendiri. Saya sudah beranjak dewasa tidak sepantasnya meminta uang orang tua. Sebelumnya saya telah berjanji kepada diri saya sendiri dan Allah SWT saat kuliah nanti harus bisa membiayai kehidupan sendiri. Salah satunya yaitu mendapatkan beasiswa. Semoga dengan mendapat beasiswa setidaknya telah dapat menepati janji saya kepada Allah SWT serta dapat sedikit meringankan beban orang tua. Saya juga berharap bisa mendapatkan beasiswa yang juga memberikan program-program softskill. Jiak flashback pada masa SMA, Saya jarang sekali mengikuti organisasi baik organisasi dalam sekolah maupun luar sekolah. Kenapa? karena saya mengambil program akselerasi yang mengharuskan siswanya untuk belajar, belajar dan belajar. Disitu saya dituntut untuk selalu belajar sehingga dapat lulus 2 tahun dengan nilai diatas KKM. Namun saya merasa ada yang kurang, timbul pertanyaan apakah ilmu pasti (hardskill) yang saya dapat dari sekolah tadi dapat saya pergunakan kelak dikemudian hari? Pertanyaan tersebut terjawab dan saya sadari saat awal kuliah ternyata dalam dunia kerja nanti yang dibutuhkan bukanlah hanya hardskill melainkan juga softskill. Softskill bagaimana tentang kepemimpinan, softskill bagaimana berhubungan dengan orang lain dan sebagaimana. Itulah kemampuan yang saat ini saya inginkan. Semoga dengan melalui organisasi di kampus dan beasiswa (akademik dan softskill) bisa menambah kemampuan saya tidak hanya di bidang akademik tetapi juga dibidang sosial. Melalui softskill yang saya dapatkan semoga kedepannya dapat saya wujudkan dengan tindakan nyata sehingga ilmu tersebut dapat dinikmati oleh banyak orang karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Meskipun belum mengalami, tapi saya sudah bisa merasakan persaingan mencari pekerjaan dimasa depan sangatlah ketat. Hal ini ditambah dengan berlakunya AFTA pada tahun 2015 dimana pekerja asing akan berbondong-bondong masuk ke Indonesia untuk mencari pekerjaan pula. Hal ini jika tidak diantisipasi akan menimbulkan dampak yang buruk. Semoga dengan kemampuan softskill yang saya punya bisa memberikan nilai tambah dibandingkan pekerja-pekerja lainnya.
Setelah lulus S1 nanti saya berharap mendapat beasiswa melanjutkan beasiswa S2 dan S3 keluar negeri, eropa tepatnya sembari mencari pekerjaan sampingan. Saya ingin menggali ilmu yang lebih dalam tentang keengineeringan di benua tersebut. Setelah menyelesaikan kuliah, Saya ingin langsung melangsungkan pernikahan. Membangu keluarga yang sakinah mawadah warahmah. Saya juga ingin membangun pabrik industri terutama dalam bidang pemotongan logam. Saya tidak akan muuk-muluk, Saya akan mulai dengan membangun pabrik dalam skala kecil terlebih dahulu karena sesuatu yang besar lahir dari sesuatu yang kecil. Setelah itu, saya akan kembangkan pabrik tersebut menjadi sebuah kluster industri. Sebuah kluster yang terdiri dari ratusan bahkan ribuan pabrik indusstri karena hingga saat ini Indonesia belum mempunyai yang namanya kluster industri. Semoga dengan adanya kluster industri ini dapat mensejahteraakan masyarakat sehingga menjadikan Indonesia negara yang emas. Selain itu, saya juga ingin membangun sebuah yayasan yang diperuntukan bagi orang tidak mampu terutama anak putus sekolah. Dengan semangat motto hidup “Jangan sampai ada atau tidak adanya saya didunia sama saja” membuat saya semakin terpacu untuk memberikan hal lebih kepada sesama, dapat memberikan perubahan meskipun itu kecil. Semoga dengan adanya saya didunia ini bisa memberikan manfaat dan perubahan terhadap tanah air ini sehingga hasil jerih payah tersebut dapat bermanfaat bagi saya di akhirat nanti. Amin.
Berawal dari nasihat itu, akhirnya saya pilih perguruan tinggi yang biayanya tidak terlalu mahal tetapi kualitasnya juga tetap bagus serta masih terdapat sinkronisasi dengan jurusan yang saya ambil yaitu jurusan teknik. Akhirnya saya putuskan memilih Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Banyak pertimbangan ketika harus memilih ITS dibandingkan ITB salah satunya adalah masalah biaya. Jika dilihat jumlah gaji orang tua saya jelas akan keteteran membiayai kuliah saya di Bandung. Terlebih orang tua saya masih mempunyai tanggungan membiayai kakak dan adik saya yang juga masih bersekolah. Saya tidak ingin memberatkan orang tua. Saya ingin bisa hidup mandiri dengan uang sendiri. Saya sudah beranjak dewasa tidak sepantasnya meminta uang orang tua. Sebelumnya saya telah berjanji kepada diri saya sendiri dan Allah SWT saat kuliah nanti harus bisa membiayai kehidupan sendiri. Salah satunya yaitu mendapatkan beasiswa. Semoga dengan mendapat beasiswa setidaknya telah dapat menepati janji saya kepada Allah SWT serta dapat sedikit meringankan beban orang tua. Saya juga berharap bisa mendapatkan beasiswa yang juga memberikan program-program softskill. Jiak flashback pada masa SMA, Saya jarang sekali mengikuti organisasi baik organisasi dalam sekolah maupun luar sekolah. Kenapa? karena saya mengambil program akselerasi yang mengharuskan siswanya untuk belajar, belajar dan belajar. Disitu saya dituntut untuk selalu belajar sehingga dapat lulus 2 tahun dengan nilai diatas KKM. Namun saya merasa ada yang kurang, timbul pertanyaan apakah ilmu pasti (hardskill) yang saya dapat dari sekolah tadi dapat saya pergunakan kelak dikemudian hari? Pertanyaan tersebut terjawab dan saya sadari saat awal kuliah ternyata dalam dunia kerja nanti yang dibutuhkan bukanlah hanya hardskill melainkan juga softskill. Softskill bagaimana tentang kepemimpinan, softskill bagaimana berhubungan dengan orang lain dan sebagaimana. Itulah kemampuan yang saat ini saya inginkan. Semoga dengan melalui organisasi di kampus dan beasiswa (akademik dan softskill) bisa menambah kemampuan saya tidak hanya di bidang akademik tetapi juga dibidang sosial. Melalui softskill yang saya dapatkan semoga kedepannya dapat saya wujudkan dengan tindakan nyata sehingga ilmu tersebut dapat dinikmati oleh banyak orang karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Meskipun belum mengalami, tapi saya sudah bisa merasakan persaingan mencari pekerjaan dimasa depan sangatlah ketat. Hal ini ditambah dengan berlakunya AFTA pada tahun 2015 dimana pekerja asing akan berbondong-bondong masuk ke Indonesia untuk mencari pekerjaan pula. Hal ini jika tidak diantisipasi akan menimbulkan dampak yang buruk. Semoga dengan kemampuan softskill yang saya punya bisa memberikan nilai tambah dibandingkan pekerja-pekerja lainnya.
Setelah lulus S1 nanti saya berharap mendapat beasiswa melanjutkan beasiswa S2 dan S3 keluar negeri, eropa tepatnya sembari mencari pekerjaan sampingan. Saya ingin menggali ilmu yang lebih dalam tentang keengineeringan di benua tersebut. Setelah menyelesaikan kuliah, Saya ingin langsung melangsungkan pernikahan. Membangu keluarga yang sakinah mawadah warahmah. Saya juga ingin membangun pabrik industri terutama dalam bidang pemotongan logam. Saya tidak akan muuk-muluk, Saya akan mulai dengan membangun pabrik dalam skala kecil terlebih dahulu karena sesuatu yang besar lahir dari sesuatu yang kecil. Setelah itu, saya akan kembangkan pabrik tersebut menjadi sebuah kluster industri. Sebuah kluster yang terdiri dari ratusan bahkan ribuan pabrik indusstri karena hingga saat ini Indonesia belum mempunyai yang namanya kluster industri. Semoga dengan adanya kluster industri ini dapat mensejahteraakan masyarakat sehingga menjadikan Indonesia negara yang emas. Selain itu, saya juga ingin membangun sebuah yayasan yang diperuntukan bagi orang tidak mampu terutama anak putus sekolah. Dengan semangat motto hidup “Jangan sampai ada atau tidak adanya saya didunia sama saja” membuat saya semakin terpacu untuk memberikan hal lebih kepada sesama, dapat memberikan perubahan meskipun itu kecil. Semoga dengan adanya saya didunia ini bisa memberikan manfaat dan perubahan terhadap tanah air ini sehingga hasil jerih payah tersebut dapat bermanfaat bagi saya di akhirat nanti. Amin.